MENGENALBAHAN BILAH BAJA BUAT PISAU. Ini hanya sebagai ulasan bila ada kekurangan mohon di maafkan, sedikit berbagi ilmu. Di indonesia banyak jenis-jenis pisau baik traditional maupun udah modern, dan dari bahan bilah baja pun bermacam-macam, mulai dari product SUP, Hitachi, ASSAB steel, BOHLER, dan AISI, alias kode product ada yang pake a Sebagai pengganti pengelasan pada konstruksi bahan yang peka terhadap suhu pengelasan yang tinggi, yang dapat mengakibatkan kerugian (mengubah struktur bahan, menyebabkan pengerutan, pengoyakan, retak ataupun pecah). b. Untuk menyambung logam yang titik leburnya sangat berbeda, misalnya baja dan kuningan, tembaga, logam keras. Bahanpembuatan uang logam rupiah dari aluminium, kuningan, dan nikel. Setelah kembali artikel uang logam Indonesia dari masa ke masa dengan teliti, akhirnya dapat kesimpulan bahwa uang koin kita setidaknya terbuat dari 3 jenis bahan dasar. Yaitu: Hallosahabat pada artikel yang anda baca kali ini dengan judul bahan bahan pembuatan maket dan harganya di halaman 1 dari 43, kami telah mempersiapkan artikel bahan bahan pembuatan maket dan harganya dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. Mudah-mudahan isi postingan artikel ini, yang kami tulis ini dapat anda pahami. . Kapolres Metro Bekasi, Kombespol Candra Sukma Kumara saat menginterogasi dua dari tujuh tersangka yang diamankan Sat Narkoba Polres Metro Bekasi, Jum'at 29/12 CIKARANG UTARA – Kapolres Metro Bekasi, Kombespol Candra Sukma Kumara mengungkapkan Home Industri Pembuatan Extasy yang digrebek Sat Narkoba Polres Metro Bekasi di Kota Depok dan Kabupaten Cianjur memproduksi 10 ribu pil extacy per Sat Narkoba Polres Metro Bekasi Bongkar Jaringan Home Industri Pembuatan Pil Extacy“Produksi narkoba tersebut mencapai 10 butir perhari, diperkirakan omsetnya mencapai Rp 5 Milyar/hari,” kata Kapolres Metro Bekasi saat gelar perkara di Mapolrestro Bekasi Jumat 29/12 dari extacy yang dibuat di home industri itu pun diakuinya merupakan kelas satu. Pasalnya pelaku mengetahui komposisi dan takaran dari bahan-bahan yang digunakan untuk meracik narkoba tersebut.“Petugas masih akan melakukan pengembangan dari hasil pengungkapan yang telah dilakukan. Karena tidak menutup kemungkinan ada jaringan-jaringan lain yang terlibat dalam kasus ini,” sebelumnya, Sat Narkoba Polres Metro Bekasi berhasil menangkap 7 orang tersangka yang mengedarkan dan memproduksi pil extacy di home industri yang berada di Kota Depok serta di Kabupaten ini merupakan hasil pengembangan petugas usai menangkap bandar extacy yang beroperasi di wilayah hukumnya beberapa waktu lalu.“Pengungkapan ini berawal adanya informasi dari masyarakat tentang penyalahgunaan narkoba di wilayah hukum Polres Metro Bekasi. Setelah kita telusuri, akhirnya diketahuilah bahwa tersangkanya adalah RW dan HS,” kata Kombespol Candra Sukma KumaraSetelah dikembangkan oleh petugas, sambungnya, diketahui bahwa extacy yang diedarkan berasal dari dari pengedar lainnya dan diproduksi di Home Industri yang berada di Kota Depok dan Kabupaten Cianjur.“Total ada 7 orang tersangka yang terdiri dari 6 orang lelaki dan 1 orang perempuan. 1 orang ditembak di kedua kakinya dan 1 orang terpaksa di tembak mati karena berusaha mencoba melarikan diri dan memberikan perlawanan saat ditangkap,” barang bukti yang berhasil diamankan petugas diantaranya adalah 4 set dudukan alat cetak pil extacy berikut empat buah dongkrak, 3 buah alat penjepit alas duduk alat cetak, 5 set tabung press cetakan pil beserta 7 buah mata pendorong tabung press cadangan, 5 helain kain lap sebagai alas dudukan, dua buah palu 1 buah kunci inggris, dll.“Karena telah memproduksi atau mengedarkan narkotika, para tersangka dikenakan pasal 114 Ayat 2 sub pasal 112 ayat 2 Undang-undang RI No 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda sebesar Rp. 8 milyar atau hukuman seumur hidup,” tandasnya. BCPos terkaitPemkab Bekasi Dorong Kawasan Industri Implementasikan Perppu Cipta KerjaKabupaten Bekasi Tunggu Kuota Haji 2023Hadirkan J-Rock, Jababeka Bersama KAJI Gelar Festival Sakura Matsuri 2022Jababeka Silicon Valley Luncurkan Produk Ungulan CORE’ Masa Depan Ekosistem Digital di CorrectioIntegrasi Antarmoda dari Stasiun Cikarang dengan Shuttle Bus DAMRI Jababeka Permudah Akses MasyarakatPemkab Bekasi Raih Penghargaan Terbaik Pengelolaan DAK Fisik dan Pengelolaan Dana Desa 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID hj2zbdOwN7W4LtHbIZ0giSrTYXK3v_XN6iWqDC39qAyOFAscG_4XKQ== ABSTRAKPestisida adalah substansi kimia dan bahan lain yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama yang terbukti mengganggu. Pestisida dapat dibuat dari bahan alam yang salah satunya dari daun pepaya dan umbi bawang putih. Hal ini diiringi dengan mudahnya didapatkan bahan alam tersebut sehingga muncullah ide untuk membuat pestisida dari bahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh variasi waktu perendaman bahan baku dengan variasi pelarut, menghitung rendemen dari variasi waktu perendaman bahan baku dan menguji senyawa metabolit sekunder dari rendemen maksimum lalu menguji toksisitas ekstrak yang diperoleh terhadap larva nyamuk. Penelitian ini dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan pelarut metanol dan etanol. Variasi waktu perendaman 3,5,7 hari dengan suhu lingkungan, nisbah larutan padatan sebesar 1 4, setelah proses perendaman dilakukan penyaringan dan hasil saringan berupa filtrat didestilasi dengan kondisi operasi temperatur 80o C selama 50 menit. Lalu ekstrak diuji senyawa metabolit sekundernya, diukur pHnya dan toksisitas terhadap hewan uji. Kondisi operasi maksimum diperoleh pada waktu perendaman selama 7 hari dengan kadar rendemen sebesar 41,35 % dengan pH 5,79 untuk hasil ekstrak metanol dan 36,06 % dengan pH 5,86 untuk hasil ekstrak etanol. Metabolit sekunder yang berhasil diidentifikasi adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan sulfur. Konsentrasi maksimum yang membunuh larva nyamuk adalah sebesar 3000 ppm dengan rata-rata kematian larva 95 % untuk ekstrak etanol dan 97,5 % untuk ekstrak kunci pestisida alami, daun pepaya dan umbi bawang putih, ekstraksiABSTRACTPesticides are chemicals and other substances used to control pests that could prove disruptive. Pesticides can be made from natural materials, one of which from the leaves of papaya and garlic bulbs. It is accompanied by easily obtained natural materials that came the idea to create pesticide of these materials. The purpose of this research was to study the effect of variations in the time of immersion of raw materials with a variety of solvents, calculate the yield of raw material variation of soaking time and the test compounds secondary metabolites of maximum yield and test the toxicity of exstracts obtained against mosquito larvae. The research was done by maceration extraction method using methanol and ethanol. 3,5,7 days soaking time variation with temperature, the solid solution ratio 1 4, after immersion do filtering was done and filter the results in the form of the filtrate is distilled at 80o C temperature operating conditions for 50 minutes. Then extract secondary metabolites were tested, measured their pH and toxicity towards the test animals. Maximum operating conditions obtained at the time of immersion for 7 days with high levels of yields at % with a pH of for methanol extract and % with a pH to extract the ethanol. Secondary metabolites that were succesfuly identified are alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and concentration that killed mosquito larvae is equal to 3000 ppm with an average of 95 % larval mortality for ethanol extract and % for methanol natural pesticides, papaya and garlic bulbs, extraction To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.... Banyak penelitian yang telah membuktikan beberapa tanaman memiliki kandungan yang efektif dalam mengendalikan hama seperti daun pepaya Yennie & Elystia, 2013;Ariyanti et al., 2017;Fajri et al., 2017;Hasfita et al., 2019;Latumahina et al., 2020, bawang merah Yennie & Elystia, 2013;Debra & Misheck, 2014, bawang putih Debra & Misheck, 2014, daun sirih dan daun sirsak Latumahina et al., 2020, Calceolaria Ariyanti et al., 2017. ...... Banyak penelitian yang telah membuktikan beberapa tanaman memiliki kandungan yang efektif dalam mengendalikan hama seperti daun pepaya Yennie & Elystia, 2013;Ariyanti et al., 2017;Fajri et al., 2017;Hasfita et al., 2019;Latumahina et al., 2020, bawang merah Yennie & Elystia, 2013;Debra & Misheck, 2014, bawang putih Debra & Misheck, 2014, daun sirih dan daun sirsak Latumahina et al., 2020, Calceolaria Ariyanti et al., 2017. ...... Tanaman pepaya dapat digunakan sebagai pestisida nabati, salah satunya karena memiliki getah pepaya. Getah pepaya ini mengandung senyawa-senyawa dari golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan asam amino non protein yang beracun bagi serangga Julaily et al., 2013;Yennie & Elystia, 2013;Latumahina et al., 2020. Kandungan pada getah pepaya ini dipercaya dapat mematikan organisme pengganggu yang merusak dan menghambat pertumbuhan tanaman. ...Ardianti SaputriFitri DamayantiYulistiana YulistianaBudidaya tanaman kangkung Ipomoea reptans Poir. sering dihadapkan pada permasalahan serangan hama pemakan daun, yaitu hama ulat grayak Spodoptera sp.. Umumnya petani sayur menggunakan pestisida sintetik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tetapi penggunaan secara terus menerus pestisida sintetik menimbulkan dampak negatif untuk lingkungan dan kesehatan. Upaya pengendalian hama yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan dipandang sangat perlu dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah penggunaan pestisida berbahan alami yang berasal dari tumbuhan atau biopestisida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak daun pepaya Carica papaya L. terbaik sebagai biopestisida terhadap ulat grayak pada tanaman kangkung darat. Penelitian dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok RAK, terdiri dari empat konsentrasi ekstrak daun pepaya 0, 25, 50, dan 75%. Masing-masing perlakuan terdiri dari lima ulangan. Adapun parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan jumlah akar, dan presentase luas daun yang rusak serta keadaan visual tanaman. Hasil penelitian memperlihatkan bila konsentrasi ekstrak daun pepaya yang terbaik sebagai biopestisida terhadap ulat grayak pada tanaman kangkung darat adalah 75%. Hal ini terlihat dari luasan daun yang rusak akibat ulat grayak hanya mencapai Persentase ekstrak daun pepaya terbaik sebagai biofertilizer adalah 25% untuk tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah akar. Perlakuan dengan penambahan ekstrak daun ppepaya menghasilkan tanaman yang lebih vigor dan berdaun lebih hijau dari kontrol.... Salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional adalah secang Caesalpinia sappan L. Tanaman kayu secang dimanfaatkan oleh masyarakat adalah kayu dalam bentuk bubuk kayu. Bagian yang dimanfaatkan dari kayu secang adalah batang yang mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, alkohol, fenolik dan brazilin Rezali et al., 2020, tanin Elvie et al., 2013. Tanin umumnya menurunkan kemampuan makan binatang dan serangga, mencegah pembusukan daun, sebagai zat astringent yang dapat menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein kulit dan mukosa Elvie et al., 2013, dan mengganggu sistem pencernaan serangga Lapida, 2016. ...... Bagian yang dimanfaatkan dari kayu secang adalah batang yang mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, alkohol, fenolik dan brazilin Rezali et al., 2020, tanin Elvie et al., 2013. Tanin umumnya menurunkan kemampuan makan binatang dan serangga, mencegah pembusukan daun, sebagai zat astringent yang dapat menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein kulit dan mukosa Elvie et al., 2013, dan mengganggu sistem pencernaan serangga Lapida, 2016. ...Spodoptera frugiperda is a new pest on maize plants in Indonesia that attacks the leaves and corn cobs. Secang wood has the potential as a vegetable pesticide because it contains active compounds. The purpose of this study was to determine the potency of sappan wood Caesalpinia sappan L. on the mortality of corn caterpillar S. frugiperda in the laboratory. This study used a completely randomized design CRD with 6 six treatments which were repeated 4 four times. The treatments were P0 without application of sappan wood, P1 application of sappan wood 1 g/L of water, P2 application of sappan wood 2 g/L of water, P3 application of sappan wood 3 g/L of water, P4 application of sappan wood 4 g/L water, P5 application of sappan wood 5 g/L water. The method used includes testing the feed spray method and larva body spray. The results showed that the 5 g/L water treatment showed a mortality percentage of 30% with the feed spray method and 22 ,5% by larva body spray method.... Berbagai pestisida nabati terbuat dari daun, akar, rimpang, batang dan biji tumbuhan Indiati, 2017. Pestisida alami dari daun pepaya dan umbi bawang putih menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun pepaya dan umbi bawang putih tingkat kematian hama uji meningkat Yennie & Elystia, 2013. ...Nugraheni Hadiyanti Rasyadan ProbojatiRyan Edy SaputraVegetable pesticides are one of the agricultural inputs that are supportive of organic farming systems. Plants that have characteristics such as taste, smell, secondary metabolites can use as vegetable pesticides. Plants commonly used for vegetable pesticides include papaya, soursop, tobacco. The advantages of vegetable pesticides are cheap materials, simple processing, chemical-free, and environmentally friendly. The mortality rate of pests, diseases, and weeds by spraying botanical pesticides varies depending on the type of plant material, the life phase of the pest/disease/weed, and environmental conditions. This counseling and training activity, spearheaded by the Community Service Team of the Faculty of Agriculture, Kadiri University, collaborates with the local village government. This activity aims to socialize vegetable pesticides to control shallot pests in Ngumpul Village, Nganjuk Regency. The applications of organic farming systems using vegetable pesticides in the cultivation of shallots will increase yields and healthy products. Fulfilling the need for organic fertilizers and vegetable pesticides does not depend on the outside because the farmers are independent in producing them. In the future, vegetable pesticide products, in particular, can be a new opportunity to support the economy of farmers and society in nabati merupakan salah satu input pertanian yang sangat mendukung dalam sistem pertanian organik. Tumbuhan yang mempunyai ciri khas baik rasa, bau, senyawa metabolit sekunder dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pestisida nabati. Tumbuh-tumbuhan yang biasa digunakan untuk bahan pembuatan pestisida nabati, antara lain pepaya, sirsak, tembakau. Kelebihan pestisida nabati adalah bahan murah, sederhana pengolahannya, bebas bahan kimia dan ramah lingkungan. Tingkat kematian hama, penyakit maupun gulma dengan penyemprotan pestisida nabati bervariasi tergantung dari jenis bahan tumbuhan, fase hidup hama/penyakit/gulma maupun kondisi lingkungan. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan pestisida nabati ini diinisiasi oleh Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Kadiri bekerjasama dengan Pemerintah Desa setempat. Kegiatan ini bertujuan mensosialisasikan pestisida nabati dari daun papaya untuk mengendalikan hama pada tanaman bawang merah di Desa Ngumpul, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk. Penerapan sistem pertanian organik menggunakan pestisida nabati dalam budidaya tanaman bawang merah dapat meningkatkan hasil dan produk yang sehat. Pemenuhan kebutuhan pupuk organik maupun pestisida nabati tidak bergantung dari luar karena kemandirian petani dalam memproduksinya. Kedepannya produk pestisida nabati dapat menjadi peluang baru dalam menunjang perekonomian petani maupun masyarakat pada umumnya.... Me nurut lite ratur se makin tinggi konse ntrasi e kstrak bawang maka se makin tinggi bahan aktif yang dikandungnya se rta semakin tinggi pula daya bunuhnya. Se bagaimana hasil uji analisis fitokimia, bahwa se nyawa aktif yang te rdapat pada bawang yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan sulfur ba han aktif te rse but be rmanfaat digunakan sebagai pe stisida yang be rasal dari bahan alami [7]. Se hingga pe rlakuan de ngan e kstrak bawang bombay dapat me miliki mortalitas hama se be sar 100% jika me nambah konse ntrasi e kstrak bawang bombay te rse but. ... Adam Muhammad SyachMuhammad Yudha PrawiraIsna Mazidna AnnisaDan FaridahBioinsektisida merupakan insektisida generasi baru yang kini banyak dimanfaatkan sebagai pengendali populasi hama tanpa merusak lingkungan dan aman untuk dikonsumsi. Bioinsektisida dapat diperoleh dari jamur, bakteri, virus, maupun tumbuhan. Pada percobaan yang telah dilakukan, penulis menggunakan ekstrak bawang putih, merah, dan bombay sebagai pengendali hama pada tanaman kangkung air Ipomoea aquatica. Kangkung air ditanam secara hidroponik ke pada empat baki dengan masing-masing baki terdapat 6 tanaman kangkung air menggunakan medium AB Mix. Masing-masing baki diberi perlakuan penyemprotan ekstrak bawang putih, merah, bombay, serta kontrol dengan konsentrasi tiap ekstrak adalah 60%. Penyemprotan bioinsektisida dilakukan selama 9 hari dengan selang waktu penyemprotan selama 3 hari dengan pengamatan tiap 3 hari setelah penyemprotan. Diperoleh mortalitas hama pada baki kontrol 50%, baki bawang putih 100%, baki bawang merah 100%, dan baki bawang bombay 60%.... Tanin itu sendiri bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa. Tanin umumnya tahan terhadap perombakan atau fermentasi, selain itu juga dapat menurunkan kemampuan binatang untuk mengkonsumsi tanaman 13 . ...Rinaldi DaswitoRima Folentia M. Yusuf MfOne of the diseases that can be transmitted by flies is diarrhea. Green betel leaf contains essential oils, chavicol, arecoline, phenol, and tannins which function as plant-based insecticides. This study aimed to determine the effectiveness of green betel leaf extract Piper betel as a plant-based insecticide on the number of mortality of house flies Musca domestica. The research was an experimental study used After Only Design used the One Way Anova test with a 95% confidence level. The samples used were 360 house flies. Each treatment of 30 house flies with 4 repetitions and used three concentrations of green betel leaf extract 25%, 50%, 75%. The study was conducted at the Chemistry and Microbiology Laboratory of Health Polytechnic Tanjungpinang, while the location of the fly collection was at the Tokojo Garbage Collection Station in Bintan Regency. The number of mortality of house flies at a concentration of 25% was 81 heads 50% concentrations were 93 heads and at a concentration of 75% were 103 heads There was an effect of green betel leaf extract on the mortality of house flies p-value , [Accessed 16 Juli 2012].Solvent Polarity and Miscibility, Avaible From J A ByersByers, 2003. Solvent Polarity and Miscibility, Avaible From , [Accessed 19 Agustus 2012].BudiyantoBudiyanto. 2012. Macam-macam pestisida, Avaible from , [Accessed 1 juli 2012].Naturally occuring compounds in Antimicrobial in FoodD E CornerCorner, D. E. 1995. Naturally occuring compounds in Antimicrobial in Food. Eds., by Davidson PM & Branen AL, Eds. Marcell Dekker, Inc., New York, pp. dan Aplikasinya, Agromedia pustakaP DjojosumartoDjojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya, Agromedia pustaka, daun mimba sebagai pestisida alamiDzakiyaDzakiya. 2009. Pemanfaatan daun mimba sebagai pestisida alami, Jurnal, Universitas Negeri Pestisda terhadap ekosistem, MakalahFatmawatiFatmawati. 2012. Dampak Pestisda terhadap ekosistem, Makalah, Universitas Haluoleo Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalis Tumbuhan, terbitan keduaJ B HarborneHarborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalis Tumbuhan, terbitan kedua, Bandung Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalis TumbuhanJ B HarborneHarborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalis Tumbuhan. Bandung HayatHayat, F. 2010. Toksikologi Pestisida, Avaible From, [Accessed 18 Oktober 2012].Pengaruh Pestisida Organik Dan Interval Penyemprotan Terhadap Hama Plutella XylostellaHealthlinkHealthlink. 2000. Pengaruh Pestisida Organik Dan Interval Penyemprotan Terhadap Hama Plutella Xylostella, Skripsi, Handbook for the Fractionation of Natural ExtractsP J HoughtonA RamanChapmanHallLondonM JudoamidjojoA A DarwisE GumbiraHoughton, P. J., Raman, A. 1998. Laboratory Handbook for the Fractionation of Natural Extracts, Chapman and Hall, London. Judoamidjojo, M., Darwis, Gumbira, E. 1990. Teknologi Fermentasi. IPB. Bogor Kusumastanti, R., 2004. Pengaruh Ekstrak Biji Mimba Terhadap Penekanan Serangan Wereng Batang Padi Coklat, Skripsi, Universitas Tunas Pembangunan, SurakartaToksikan Nabati dalam MakananMakfoeldMakfoeld. 1983. Toksikan Nabati dalam Makanan, Liberty, Medicinal Agent From PlantF B ManuelK A DouglasManuel, F. B., Douglas, K. A. 1992. Human Medicinal Agent From Plant, American Chemical Society, Melawati. 2006. Optimasi Proses Maserasi Panili Vanilla planifolia A Hasil Modifikasi Proses Kuring, skripsi, IPB. Priyanto. U. 2007. Menghasilkan Biodiesel Jarak Pagar Berkualitas. Jakarta Agromedia Pustaka..Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak air dan etanol bawang putih Allium sativum L. terhadap bakteri Gram negatif dan Gram positifRamadhaniRamadhani. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun Artocarpus altilis Terhadap Larva Artemia Salina Leach, Skripsi, Undip. Rustama, 2005. Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak air dan etanol bawang putih Allium sativum L. terhadap bakteri Gram negatif dan Gram positif. Biotika. 2 antibakteri bawang putih Allium sativum terhadap bakteri mastitis subklinis secara in vitro ambing tikus putihM SafithriSafithri, M. 2004. Aktivitas antibakteri bawang putih Allium sativum terhadap bakteri mastitis subklinis secara in vitro ambing tikus putih, Bogor Sekolah pascasarjana, Institut Pertanian phenolics Sources, Chemistry, ApplicationsF ShahidiShahidi, F., M, Naczk. 1991. Food phenolics Sources, Chemistry, Applications. Technomic Publingshing Co. Bahan Makanan dan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta Suryandari, S. 1981. Pengambilan Oleoresin Jahe dengan cara Solvent extraction, BBIHP, Bogor, 15 hal SuirtaHaryono SudarmadjiSuhardiSudarmadji, Haryono, Suhardi. 2003. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta Suryandari, S. 1981. Pengambilan Oleoresin Jahe dengan cara Solvent extraction, BBIHP, Bogor, 15 hal Suirta. 2007. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif Larvasida Dari Biji Mimba Terhadap Larva Nyamuk, Skripsi, Universitas Udayana, Bukit of PesticidesG W WareWare, 1982. Fundamentals of Pesticides. ASelf Intruction Guide, Thomson Publications, 357p. – Jajaran Polres Jakarta Barat berhasil membongkar tempat pembuatan pil ekstasi di Perumahan Sentra Pondok Rajeg Blok B2 No 5, Tengah, Cibinong, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu 22/9 dini hari. Bahan pembuatan pil yang mampu membuat teler tersebut berasal dari racikan beberapa bahan, mulai dari methapethamine, ephidrine, kafein, dan posfor. Ekstasi jenis ini dinilai berbahaya karena memuat efek depresan dan halusinogen. "Berdasarkan hasil lab, ekstasi ini lebih berbahaya dari ekstasi lain, karena itu jenis baru yang mempunyai daya rusak yang cukup kuat bagi tubuh pemakai dibandingkan ekstasi lain," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi, di Jakarta Barat, Senin 24/9. Pengungkapan ekstasi jenis baru tersebut, imbuhnya berawal dari penangkapan salah satu tersangka berinisial SI. Dari hasil interogasi, didapati narkotika jenis ekstasi dan sabu di wilayah Grogol, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Selanjutnya, petugas pun melakukan penyamaran langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dari aksi penyamaran tersebut, pihaknya berhasil menemui seorang perantara berinisial RS. Setelah itu, mereka diarahkan ke Jalan Grand Depok City, Depok Jawa Barat. Barulah setelah sampai, petugas pun melakukan transaksi langsung dengan pelaku lainnya, berinisial AP. "Petugas langsung menangkap AP bersama barang bukti sebanyak pil ekstasi. Sedangkan dari tangan RS, petugas juga menyita 1 plastik paket sabu seberat 10 gram," terang Hengki. Usai menangkap AP, pihaknya lantas melakukan penggeledahan di rumah tersangka. Dalam penggeledahan rumah AP tersebut, aparat kepolisian berhasil menemukan barang bukti narkotika jenis sabu seberat 158 gram, butir pil ekstasi, satu paket ganja, butir pil eximer, 1 kg bahan baku setengah jadi, 3 mesin alat cetak ekstasi merek TDP-O serta bahan pembuat ekstasi. Perinciannya yakni bahan baku berupa bubuk gram kafein seberat gram, bahan baku berupa bubuk avicel seberat gram, bahan baku berupa bubuk ephedrine seberat 136 gram, bahan baku berupa bubuk key seberat 35 gram, bahan baku berupa bubuk red posfor seberat gram, bahan baku berupa pewarna bubuk seberat 250 gram, 3 botol kecil bahan baku pewarna makanan cair merek kupu-kupu, 3 buah timbangan elektrik, satu buah kalkulator dan tiga unit handpone. "Dari hasil pengungkapan tersebut, kita mengamankan tiga orang tersangka yakni SI, 55, AP, 40, dan RS, 24," tegasnya. Lebih lanjut, Hengki menambahkan dalam produksinya para pelaku memproduksi esktasi 500 butir per hari dan sudah berlangsung selama 1 tahun. Bahan baku pun didapat dari pasar gelap Internasional. Setelah diracik ektasi pun dijual ke jaringan lapas yang ada di Jakarta. Sesuai informasi, AP adalah seorang residivis dengan kasus serupa dan baru bebas 3 bulan yang lalu. Para tersangka akan dijerat Pasal Pasal 113 ayat 2, Sub 114 ayat 2, Sub 112 ayat 2 Jo Pasal 132 ayat 2 UU RI No 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

bahan bahan pembuatan extacy